Sekolah Alam Bandar Bakau, Dumai
Tidak semua pelajaran dapat kita pelajari di bangku sekolah formal. Selain itu, dengan waktu belajar yang sedikit dan materi pelajaran yang banyak, maka banyak materi pelajaran yang dipelajari namun tidak mendalam.
Sekolah Alam Bandar Bakau, Dumai
Sekolah alam yang terdapat di kawasan Bandar Bakau Situs Legenda Putri Tujuh, Dumai – Riau ini salah satu solusinya. Di sekolah ini, para siswa diajarkan lebih dalam lagi tentang lingkungan pesisir pantai. Bagi anak-anak Dumai yang tinggal di kawasan pesisir, tentunya pemahaman tentang lingkungan ini sangat penting.
Di bangku sekolah formal mungkin mereka hanya mengetahui bahwa di antara sekian banyak tumbuhan, ada satu yang bernama bakau (mangrove). Di Sekolah alam, mereka mempelajari banyak jenis bakau, seperti apa bentuknya, dan bagaimana mereka tumbuh dan berkembang, termasuk berbagai jenis hewan yang hidup di sekitarnya.
Sekolah alam Bandar Bakau ini pertama kali digagas oleh Darwis Moh Saleh yang juga menjadi pengelola Bandar Bakau tempat sekolah ini berada. Bersama LSM Pencinta Alam Bahari, pada bulan September 2010 lalu, sekolah alam ini didirikan secara swadaya. Sekolah alam Bandar Bakau saat ini secara rutin membuka kelas belajar setiap hari Minggu pagi hingga petang.
“Pada awalnya saya risau melihat anak-anak yang bermain di Bandar Bakau ini, namun tidak mengenal bakau itu sendiri. Saat itu saya coba mengajak mereka berkeliling dan memperkenalkan berbagai spesies bakau yang ada. Ternyata anak-anak menyukainya,” papar Darwis tentang latar belakang Ia mendirikan sekolah alam ini.
Sejak itulah anak-anak yang ada di sekitar Bandar Bakau atau kota Dumai secara umum mulai belajar di sekolah ini. Kemudian untuk pengelolaan sekolahnya sendiri, ditunjuklah Syaiful sebagai kepala sekolah.
Menurut Syaiful yang akrab dipanggil Asay Malay, tenaga pengajar di sekolah ini berasal dari berbagai kalangan. Namun kebanyakan adalah mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Riau yang memang berkampus di Dumai.
Materi yang diajarkan kepada anak-anak ini juga tidak melulu tentang lingkungan saja. Mereka juga diajarkan tentang kemampuan public speaking, kesenian, serta berenang. Dan materi-materi tersebut 70 persennya diajarkan secara praktek.
“Anak-anak belajar 30 persen teori dan 70 persen praktek. Tujuannya agar anak-anak mampu mengaplikasikan apa yang dipelajarinya secara langsung,” ujar Asay.
Dari pantauan Riau Magazine saat mengunjungi sekolah alam Bandar Bakau ini, tampak anak-anak sangat menikmati belajar di tempat ini. Beberapa di antara mereka mengungkapkan keasyikan belajar di sini. Menurut mereka, pelajaran yang paling menyenangkan adalah ketika di ajak berenang.
Pengetahuan tentang lingkungan pesisir terutama seputar bakau ternyata cukup dikuasai. Ketika ditanya tentang berbagai spesies bakau dan menunjukkan yang mana pohonnya, anak-anak ini dapat menjawab dengan lancar.
Dapatkan informasi lanjutan di : Sekolah Alam Bandar Bakau dan Pecinta Alam Bahari, Dumai - Riau
Mangrove untuk Dumai di Sekolah Alam Bandar Bakau
Melaksanakan kegiatan yang bersifat peduli lingkungan tidak harus menunggu pemerintah. Mulailah dari diri kita sendiri. Semangat ini pula lah yang diusung teman-teman dari Akademi Akuntansi Riau (AKRI) Dumai yang menggagas acara “Mangrove untuk Dumai”. Dengan berbekal semangat itu, mereka mencoba mengumpulkan para relawan dan donatur untuk mewujudkan acara mereka.
Minggu (22/01/12), bertempat di Bandar Bakau Situs Legenda Putri Tujuh, Dumai, acara penanaman seribu pohon bakau itu pun dilaksanakan. Hadir dalam acara tersebut ratusan relawan dari berbagai instansi maupun pribadi.
Selain dari kota Dumai sendiri, relawan juga datang dari kota-kota lain di luar Dumai, seperti Pekanbaru, Jambi, Padang, Jakarta, Bogor dan sebagainya. Usianya pun beragam. Mulai dari anak-anak, sampai orang dewasa hadir mengikuti acara ini.
“Walaupun anggaran yang kita miliki sedikit, pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai akan membantu setiap kegiatan yang berhubungan dengan kelestarian hutan bakau di Dumai ini,” ujar Drs. Basri, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai, mewakili Pemko Dumai, dalam sambutannya sebelum membuka acara secara resmi.
Sebelum acara menanam, para relawan terlebih dahulu mendapatkan pembekalan tentang mangrove (bakau) oleh Darwis Moh Saleh, pengelola Bandar Bakau ini. Setelah edukasi, barulah para relawan tersebut mulai bertebaran dengan membawa bibit-bibit bakau yang telah disiapkan panitia.
Mangrove untuk DumaiWalaupun tanah sekitar agak becek akibat hujan yang mengguyur Kota Minyak dan Pelabuhan ini malam sebelumnya, tidak menyurutkan semangat para relawan ini untuk berkotor ria sambil menanam bibit.
Tidak butuh waktu lama untuk menanam seribu bibit bakau tersebut. Kondisi tanah yang tidak keras dan berlumpur justru mempermdah proses penanaman tersebut.
Tidak sampai satu jam, semua bibit telah ditanam. Beberapa orang anak-anak tampak asyik bermain lumpur, walaupun mereka telah selesai menanam bibit bakaunya.
Dan demikianlah, para relawan yang hadir pagi itu di Bandar Bakau telah menanamkan investasi mereka demi kelestarian hutan bakau di pesisir kota Dumai, sekaligus mencegah kota Dumai dari dampak kekurangan air tawar yang diakibatkan punahnya bakau.