Cerita Rakyat Bengkulu - Si Bungsu dan Ular di Puncak Gunung
Cerita Rakyat Bengkulu Si Bungsu dan Ular di Puncak Gunung – Cerita rakyat ini berasal dari daerah Bengkulu yang menceritakan tentang kebaikan seorang gadis bungsu. Cerita rakyat Indonesia ini merupakan salah satu dari sekian banyak cerita rakyat yang populer di Indonesia.
Cerita Rakyat Bengkulu - Si Bungsu dan Ular di Puncak Gunung
Di sebuah kampung di tepi hutan, tinggallah seorang ibu bersama tiga orang anak gadisnya. Suatu hari si ibu yang sudah renta terkena sakit parah dan tidak dapat disembuhkan. Sudah banyak Tabib, Batin, Bomo dan tukang obat yang mencoba mengobati ibu. Terakhir, ada seorang Tabib yang mengobati ibu tersebut yang mengatakan bahwa di puncak gunung terdapat tanaman obat yang mampu menyembuhkan penyakit ibu mereka. Si sulung sangat terkejut mendengar hal itu, sebab ia mengetahui bahwa di puncak gunung yang selama ini dikenal angker tersebut, di jaga oleh seekor ular besar yang ganas.
Setelah Tabib menyampaikan hal itu, lalu ia mengemasi peralatannya dan berjanji akan kembali jika mereka sudah mendapat tanaman obat tersebut. Sepeninggal sang tabib, dua kakak tertua berdebat keras mengenai siapa yang akan pergi ke puncak gunung untuk mengambil tanaman tersebut. Mendengar kedua kakaknya berdebat tiada usai, si bungsu lalu angkat bicara. Bungsu menawarkan diri untuk pergi ke hutan dan mengambil tanaman yang mereka perlukan seperti yang telah disebutkan Tabib tadi. Si bungsu berpesan agar kedua kakaknya menjaga ibu mereka selama dia pergi ke puncak gunung.
Seperti yang sering dikatakan oleh masyarakat sekitar, hutan di gunung tersebut memang sangatlah lebat. Susah dilalui. Semak belukar yang rapat melilit kaki dan cahaya matahari tidak mampu menembus hutan yang lebat tersebut. Menjadikan daerah sekitar gunung menjadi gelap tanpa cahaya.
Namun si bungsu dengan tekat hati tetap berjalan menuju ke puncak gunung walaupun banyak aral melintang. Setelah sampai di puncak gunung berupa tanah di sekitar tempat si bungsu berdiri, bergetar dan kemudian keluarlah seekor ular besar yang menyeramkan. Dengan sangat ketakutan si bungsu berkata bahwa dia datang untuk mengambil tanaman obat untuk ibunya dan berjanji tidak akan mengganggu ular tersebut.
Sang ular ternyata bisa berbicara, dia memberi izin si bungsu untuk mengambil tanaman obat yang diperlukan. Selain itu sang ular juga memohon bantuan si bungsu untuk berdoa kepada Tuhan agar mengembalikan bentuk asli si ular tersebut.
Si bungsu setuju dan kembali ke rumah. Sesampainya di rumah ramuan obat segera di buat oleh Tabib dan diminumkan ke mulut ibu mereka. Dalam sekejap tak berapa lama si ibu langsung sembuh. Setelah itu si ibu sangat menyayangi si bungsu lebih dari pada kedua kakaknya. Melihat hal ini kedua kakak bungsu menjadi iri dan bermaksud untuk mencelakakan si bungsu.
Pada suatu hari, kakak si bungsu menyuruhnya untuk kembali ke hutan mengambil tanaman obat ibu mereka yang dipergunakan kelak jika ibu mereka sakit lagi. Si bungsu dengan riang kembali ke hutan dan tanpa diketahuinya kedua kakaknya mengikuti dari belakang.
Sesampainya di tebing yang tinggi kedua kakak bungsu mendorong tubuhnya hingga jatuh ke jurang, ketika itulah tiba-tiba seorang pemuda muncul dan menyambar tubuh si bungsu. Setelah sampai di tempat yang aman pemuda itu menjelaskan bahwa dia adalah jelmaan ular yang dulu pernah di tolong si bungsu.
Pemuda tersebut jatuh hati pada si bungsu dan bermaksud untuk menjadikannya istri. Si bungsu tidak menolak pinangan pemuda tampan itu yang ternyata anak seorang Raja yang diubah menjadi seekor ular besar. Lalu mereka pergi ke istana dan hidup bahagia. Sementara kedua kakak si bungsu tersesat di dalam hutan dan tidak bisa pulang.
Demikian Cerita Rakyat Bengkulu Si Bungsu dan Ular di Puncak Gunung sebagai salah satu cerita rakyat Indonesia mengisahkan kebaikan seorang anak yang bernama si Bungsu untuk menolong orang tuanya yang sedang mengalami sakit. Hal ini menjadi pelajaran yang sangat bagus untuk anak-anak dan kita semua.