Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jalur Sepeda di Pekanbaru, Antara Harapan dan Kebutuhan

Reupload 05/04/2012

Kondisi jalan raya di Pekanbaru semakin hari semakin padat dan macet. Hal ini tentu juga menyebabkan tingkat polusi udara di Pekanbaru semakin tinggi. Karena itulah dibutuhkan solusi mengurangi kepadatan dan polusi jalan raya ini. Salah satunya adalah dengan bersepeda. Namun dengan tingkat kepadatan jalan raya, ditambah belum tersedianya jalur khusus sepeda di Pekanbaru, membuat keselamatan para pengguna sepeda terancam.

Karena itulah, Kamis pagi (05/03/12) pesepeda Pekanbaru mengadakan aksi penyampaian aspirasi di jalan Cut Nyak Dhien Pekanbaru. Aksi yang mereka tuntut adalah tersedianya jalur sepeda di jalan-jalan di kota Pekanbaru ini. Selain memarkir sepedanya, para peserta aksi ini juga menggelar spanduk yang berisi tuntutan mereka. Sekitar 45 pesepeda turut dalam aksi tersebut. Selain sepeda tua, juga turut berpartisipasi beberapa sepeda gunung (MTB).

Menurut Fajar, Ketua Komunitas Sepeda Tua Pekanbaru, yang menggagas aksi ini, tuntutan tersedianya jalur sepeda di ruas-ruas jalan di Pekanbaru ini sebagai bentuk perlindungan bagi masyarakat pengguna sepeda yang saat ini semakin banyak di Pekanbaru.

“Kami mewakili para pesepeda di Pekanbaru mengharapkan pemerintah menyediakan jalur sepeda untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan terhadap masyarakat pengguna sepeda,” paparnya kepada Riau Magazine saat dihubungi via telepon seluler.

Lebih lanjut Fajar menyampaikan kekhawatirannya terhadap kondisi jalan raya di Pekanbaru yang semakin hari semakin macet. Terutama di kawasan jalan protokol. Karena itulah dia mengharapkan sebelum jalan raya Pekanbaru semakin macet dengan tingkat polusi yang tinggi, Pemerintah Kota Pekanbaru selayaknya telah membuat jalur sepeda.

Adapun jalur sepeda yang diharapkan oleh para pesepeda ini hanya sebuah marka/pembatas jalan yang memisahkan antara para pesepeda dengan kendaraan bermotor roda dua.

“Tak perlu lah pemerintah membuat sebuah jalan khusus untuk pesepeda. Kami hanya minta ada rambu-rambu pembatas antara jalur untuk sepeda dengan sepeda motor seperti yang sudah dibuat di kota-kota besar lainnya di Indonesia,” ujarnya dengan penuh harap.

Apa itu Jalur Sepeda?

Jalur sepeda menurut Wikipedia Indonesia adalah jalur yang khusus diperuntukkan untuk lalu lintas untuk pengguna sepeda, dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda. Penggunaan sepeda memang perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan keselamatan para pengguna sepeda dan bisa meningkatkan kecepatan berlalu lintas bagi para pengguna sepeda. Di samping itu penggunaan sepeda perlu didorong karena hemat energi dan tidak mengeluarkan polusi udara yang signifikan.

Bentuk Jalur sepeda

Ada beberapa pendekatan desain jalur sepeda. Yang pertama yaitu pembuatan Jalur khusus sepeda, dimana jalur untuk sepeda dipisah secara phisik dari jalur lalu lintas kendaraan bermotor.

Sementara bentuk lainnya adalah jalur sepeda dibuat sebagai bagian jalur lalu lintas yang hanya dipisah dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda.

Lebar lajur sepeda sekurang-kurangnya 1 meter atau cukup untuk dilewati satu sepeda dengan ruang bebas di kiri dan kanan sepeda yang cukup, Sementara untu untuk lalu lintas dua arah, lebar lajur sekurang-kurangnya 2 meter.

Jalur Sepeda di Indonesia

Beberapa kota/kawasan yang sudah memiliki jalur sepeda, salah satunya adalah Lippo Karawaci, Lippo Cikarang, Sentul City dan Jababeka yang memiliki jalur sepeda yang cukup baik.

Selain itu di kota Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya, jalur sepeda sudah mulai terdapat di beberapa ruas jalan. Walaupun telah tersedia jalur sepeda, namun di daerah perkotaan seringkali terdapat angkot yang berhenti menghalangi jalur sepeda sehingga pengendara sepeda terpaksa menggunakan trotoar atau jalan umum yang berbahaya.

Seringkali juga terlihat para pengemudi motor menggunakan jalur sepeda yang seharusnya tidak boleh. Tukang ojek pun sering memmarkir motornya di jalur sepeda.Hingga kini fasilitas mengendara sepeda belum sempurna di Indonesia.

Sumber tulisan: Wawancara dan Wikipedia Indonesia