Bujanggi, Jazz dan Jazz Melayu
Reupload 27/12/2012
Tepuk tangan riuh setiap akhir alunan musik dua malam di Anjungan Idrus Tintin. Alunan musik yang dilantunkan oleh Bujanggi, sebuah grup musik Jazz Melayu yang dipimpin Eri Bob. Dua malam itu mereka membawakan 6 (enam) karya seniman budayawan Yusmar Yusuf, dan satu lantunan lagu Damak.
Bujanggi
Memiliki personil yang mapan di dunia musik sangatlah memukau. Eri Bob sebagai seorang komposer, penggubah musik dan sekaligus pemain piano. Eri Bob diperkuat dengan pemain musik lainnya seperti Yusak Nathaniel Siahaan (bas), Cipponk (drum), David Oktavianus Sitompul (gitar), Ridho Fatwandi (akordion), Jenius (seruling), serta Siska Mamiri dan Della Ermaifa sebagai vokal.
Bermula dengan Jempana dan berakhir dengan Damak, telah membuai penonton masuk ke dalam dunia perpaduan yang indah. Barat dan Timur, Jazz dan Melayu. Perpaduan musik yang disukai internasional dengan musik lokal yang makin mendunia. Antara dunia modern dengan kedaerahan.
Bujanggi menyatukan dua unsur universal yang berbeda rasa itu, musik jazz dan musik melayu. Jazz dikenal sebagai musik yang rumit dan dianggap berasal dari New Orleans Amerika. Biasanya menggunakan alat musik gitar, trombon, piano, trompet, dan saksofon. Improvisasi menjadi elemen pentingnya, selain blue notes, polyrithms, sinkopasi dan shuffle note. Komposisi musiknya selalu berubah tergantung mood pemusik yang memainkannya. Kadang terdapat interaksi antar pemusik maupun pemusik dengan penonton. Musik jazz dianggap musik yang sangat kreatif.
Sedangkan musik melayu lebih tertata dengan alat musik melayu seperti rebab, gendang, gedombak, geduk, gong, ceracap, rebana, maupun biola. Tipak tipung serta dang dangkong yang seling berseling dengan rebab dan lainnya memberikan ciri khas musik melayu. Musik yang menjadi jiwa dan mengalir dalam perasaan manusia serta memberi makna besar perkembangan suku bangsa. Bukan sekedar hiburan belaka, tapi menyatu dalam kehidupan, kepercayaan dan masyarakat itu sendiri.
Itulah Bujanggi, setelah Geliga. Memberi nuansa musik baru di alam Riau. Menyatukan dua rasa yang berbeda dari tempat yang berbeda menjadi sebuah majelis, Majelis Dunia. Jazz dan Melayu.
Bujanggi - Penampilan Jazz Bernuansa Melayu
Suatu yang tak hadir sejak lama, adalah bergaungnya musik jazz di Pekanbaru. Sejak Geliga yang sudah mulai meredup karena personilnya yang tersebar ke berbagai daerah, kini muncul Bujanggi. Sebuah grup musik Jazz dari Pekanbaru yang bernuansa Melayu.
Kali ini Bujanggi akan menampilkan musik mereka di Bandar Serai Pekanbaru selama 2 malam sejak 16 dan 17 Maret 2012. Penampilan yang bertajuk "Majelis Dunia" bermaksud menceritakan dalam musik tentang perubahan bentuk, batu menjadi gemala, ataupun bunyi menjadi mustika. Kemudian dipadu-padan menjadi suatu keindahan YANG SATU.
Eri Bob kali ini menjadi komposer penampilan perdana Bujanggi tersebut dengan personil-personil yang kental dalam bermusik. Semua lirik ditulis oleh Prof. Yusmar Yusuf kecuali untuk lagu Damak. Perpaduan yang makin memberi sebuah "rasa melayu" dalam penampilan ini.
Direncanakan 7 buah lagu dalam penampilan tersebut yaitu :
Jempana
Nocturnal
Gadget Generation
Majelis Dunia
Sendalu
Pundak Celesa
Damak
Perpaduan lagu-lagu dari memilih, menyusup kuyup disimbah masa yang teramat gelap, menggairah, bergemuruh, meletakkan segala tempat dengan tapaknya, kemudian sampailah ke puncak selesa melepas segala resah.
Silahkan baca artikel : Bujanggi Performance