Ombak Bono, Surfing Ombak Sungai Kampar Riau
Reupload 15/03/2013
Apa yang dimaksud Ombak Bono? Apa yang disebut Bono? Ombak Bono adalah ombak yang terjadi di Sungai Kampar, Provinsi Riau yang terjadi sepanjang kurang lebih 60km dari muara Sungai Kampar sampai ke Desa Teluk Meranti. Jika, surfing di laut atau pantai merupakan hal yang biasa, kini Anda punya tantangan baru untuk bisa melakukan surfing berselancar di ombak sebuah sungai. Ya, di sungai, bukan di laut. Di daerah Kampar, tepatnya di Muara Sungai Kampar Riau Indonesia terdapat suatu fenomena alam yang cukup unik. Sebuah sungai bisa mengalami gelombang, dan sangat cocok dijadikan sebagai lokasi surfing atau olah raga air. Secara ilmiah, terjadinya gelombang atau ombak bono sebagai akibat dari adanya pertemuan antara arus sungai menuju laut dengan arus laut yang masuk ke sungai akibat terjadinya pasang. Pertemuan inilah yang kemudian menjadikan sungai bisa menjadi lokasi olahraga surfing yang cukup menarik. Di dunia ini sedikitnya hanya ada sekitar 4 tempat saja yang memiliki fenomena alam serupa Ombak Bono, yang dapat dilakukan berselancar dengan papan selancar, meskipun nama yang digunakan berbeda-beda, diantaranya adalah Benak, Pororoca, Aegir, Kepala Air, Bono, dan lain-lain. Termasuk ombak di sebuah sungai di China.
Ombak Bono terjadi pada bulan apa? Secara umum, ombak bono yang besar terjadi pada bulan September, Oktober, November, Desember, ketika musim hujan. Apa yang menyebabkan terjadinya ombak Bono? Fenomena ombak Bono ini terjadi karena desakan air Sungai Kampar karena debit air akan meningkat seiring dengan terjadinya musim hujan. Desakan air sungai ini bertemu dengan desakan air laut ketika bulan purnama. Jika malam terjadi bulan purnama, maka waktu pasang siang hari akan nampak jelas terjadinya ombak Bono. Sehingga gelombang bono tertinggi terjadi pada musim hujan dan bertepatan dengan bulan purnama.
Ombak Terpanjang Untuk Berselancar di Dunia - Ombak Bono Kampar Riau
Lokasi Selancar Terbaik - Wisata Riau Ombak Bono Sungai Kampar
Wisata Ombak Bono Teluk Meranti
Bono, Surfing di Ombak Sungai Kampar Riau
Anda tertarik mengunjungi lokasi Ombak Bono tersebut? Bagaimana cara menuju wisata Ombak Bono? Ombak Bono terletak dimana? Ada dua jalur yang bisa Anda tempuh untuk bisa sampai ke lokasi tujuan dimana posisi letak ombak Bono dapat dicapai, diantaranya adalah:
1. Melalui jalan darat
Dari Kota Pekanbaru, Anda bisa menempuh jalan darat dengan mengendarai kendaraan menuju Kabupaten Pelalawan, tepatnya di Kota Pangkalan Kerinci, lanjutkan hingga menuju Simpang Bunut. Dari Simpang Bunut tersebut, Anda berbelok menuju Jalan Lintas Bono dan bisa langsung menuju ke Desa Teluk Meranti, tempat lokasi Bono tersebut.
2. Melalui jalan darat dan air
Dari Kota Pekanbaru, Anda bisa langsung menuju ke Kota Pangkalan Kerinci. Lalu berhenti di Jembatan Pangkalan Kerinci (kira-kira 1,5 jam menggunakan kendaraan roda empat). Di bawah jembatan tersebut, terdapat pelabuhan dan beberapa speed-boat yang akan dapat mengantarkan para penumpang ke pelabuhan Pulau Muda serta pelabuhan Desa Teluk Meranti (lokasi ombak Bono tersebut).
Apa keunikan Bono? Salah satu keunikan Ombak Bono adalah masyarakat sekitar lokasi Ombak Bono tersebut memiliki kepercayaan terhadap nilai mistik ombak tersebut. Kekuatan ombak yang dapat menghancurkan kapal-kapal yang melintasinya menjadikan masyarakat percaya bahwa sosok pendekar Melayu hanya dapat dikatakan sebagai pendekar apabila telah terbukti mampu menaklukkan Ombak Bono. Masyarakat tempatan menganggap bahwa gelombang bono tersebut merupakan jelmaan dari 7 (tujuh) hantu yang memiliki kekuatan mistik. Pada masa penjajahan Belanda, seorang komandan memerintahkan untuk menembak ombak tersebut dengan meriam. Entah karena kebetulan, gelombang tersebut tak pernah muncul lagi, hingga kini hanya tinggal 6 gelombang ombak.
Keunikan Ombak Bono lainnya adalah panjangnya jalur ombak yang terjadi di sepanjang Sungai Kampar. Hampir kurang lebih 60 km jarak dari Muara Sungai Kampar ke Desa Teluk Meranti dengan bentukan sungai yang lurus. Bentuk lurus ini mendukung ombak tetap terus terjadi sampai kehilangan momentum dorong ketika berbenturan di tikungan sungai dekat Desa Teluk Meranti. Secara prakteknya, para peselancar akan mulai berselancar di sekitar Pulau Muda yang berjarak kurang lebih 40 km dari Desa Teluk Meranti. Kondisi ini akan memakan waktu kurang lebih 1,5 jam berselancar, dan sebagai ombak terpanjang dan terlama yang tercatat dalam rekor dunia.
Seiring berkembangnya waktu, masyarakat sekitar mulai menganggap fenomena Ombak Bono sebagai sahabat alam sebagai tempat untuk menguji ketangkasan. Meskipun demikian, hal tersebut sangat beresiko karena sampan yang dinaiki di atas gelombang Bono sangat rentan terhempas dan hancur. Menaiki sampan di atas gelombang tersebut merupakan ajang uji ketangkasan yang banyak dicoba orang.
Bukan hanya masyarakat sekitar yang tertarik menjadikan Ombak Bono sebagai ajang tempat menguji ketangkasan. Bahkan para peselancar dunia pun telah banyak yang menjajal gelombang Bono tersebut sebagai lokasi surfing yang menarik. Hal ini menjadikan gelombang Bono menjadi salah satu objek wisata yang cukup dikenal dan menguntungkan, bukan hanya bagi warga sekitar namun juga untuk Indonesia secara umum. Di Riau, selain di Desa Teluk Meranti tersebut, terdapat pula gelombang Bono yang lebih kecil, yakni berlokasi di Muara Sungai Rokan (Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau, Indonesia). Bono di Teluk Meranti sering disebut dengan sebutan ‘Bono Jantan’ karena ukurannya yang lebih besar, dan Bono di Sungai Rokan disebut ‘Bono Betina’ karena ukurannya yang lebih kecil.
Ombak Bono di kawasan Desa Teluk Meranti Pelalawan tersebut bisa mencapai ketinggian sekitar 6-10 meter. Dahulu, karena masih cukup kental dengan kepercayaan mistis di lokasi tersebut, maka untuk dapat mengendarai Bono harus dilakukan dengan melakukan upacara ‘semah’ yang harus dilakukan pagi atau siang hari. Upacara tersebut dipimpin oleh seorang BOMO atau Datuk atapun para tetua kampong. Hal tersebut dilakukan maksud agar pengendara Bono mendapat keselamatan saat mengendarai Bono, dan dijauhkan dari segala bahaya. Selain itu, ada pula cerita mistis yang berhubungan dengan Ombak Bono tersebut yakni cerita tentang banjir darah di mempusun atau mempusun bersimbah darah, serta terbentuknya Kerajaan Pelalawan pada tahun 1822 M.