Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Mencapai dan Lokasi Ombak Bono Sungai Kampar

Reupload 2013
Ombak Bono Sungai Kampar terletak di Desa Teluk Meranti, Kuala Kampar. Di Riau sebenarnya terdapat dua tempat lokasi Ombak Bono, masing-masing di Muara (Kuala) Sungai Rokan dan di Muara (Kuala) Sungai Kampar itu sendiri. Ukuran dari ombak Bono di Sungai Rokan jauh lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan di Sungai Kampar, sehingga masyarakat sering menyebutnya dengan istilah ‘Bono Betina’. Sedangkan Bono di Sungai Kampar disebut ‘Bono Jantan’ karena ukurannya yang jauh lebih besar.

Cara Mencapai dan Lokasi Ombak Bono Sungai Kampar

Untuk menuju ke lokasi ombak Bono Desa Teluk Meranti Kuala Kampar tersebut, Anda bisa menempuh dua jalur transportasi, tergantung dari arah posisi daerah mana Anda akan mengunjungi lokasi tersebut. Berikut ini penjelasannya:


1. Jalur perjalanan darat

Bila Anda memulai perjalanan dari Kota Pekanbaru, maka Anda bisa menuju ke Kota Pangkalan Kerinci sebagai ibukota Kabupaten Pelalawan untuk kemudian menuju Desa Teluk Meranti. Perjalanan tersebut bisa Anda lakukan dengan menggunakan transportasi darat seperti mobil, bus, motor dan sebagainya. Lama perjalanan yang ditempuh memakan waktu antara 5 s/d 6 jam hingga sampai ke lokasi tujuan, tergantung pada kondisi jalan dan kepadatan arus lalu lintas saat itu.

Perjalanan dari Pekanbaru menuju ke Pangkalan Kerinci akan melalui Jalan Lintas Timur Sumatera dengan waktu tempuh sekitar 1-2 jam. Selanjutnya dari Pangkalan Kerinci menuju ke Simpang Bunut sekitar 30 menit. Perjalanan dilanjutkan setelah memasuki Jalan Lintas Bono menuju ke Desa Teluk Meranti yang akan memakan waktu sekitar 4 hingga 5 jam untuk sampai ke lokasi.

Bila Anda memulai perjalanan dari daerah lainnya seperti Indragiri Hulu dan Siak, maka Anda juga bisa menempuh jalur darat, yakni Anda harus menuju ke Kota Pangkalan Kerinci terlebih dahulu, baru kemudian melanjutkan perjalanan seperti rute di atas.

2. Jalur perjalanan darat-air

Bila Anda lebih menyukai jalur perjalanan dengan transportasi air, maka Anda juga bisa mencapai lokasi ombak Bono Teluk Meranti menggunakan jalur transportasi. Cara yang harus Anda lakukan pertama kali adalah menempuh perjalanan darat menuju ke jembatan Kerinci yang terletak setelah kota Pangkalan Kerinci dari arah perjalanan Kota Pekanbaru. Atau bila Anda dari arah Indragiri Hulu maka letaknya sebelum (tak jauh) dari Kota Pangkalan Kerinci. Dari jembatan yang di bawahnya mengalir sungai tersebut, Anda bisa naik speed boat untuk menempuh perjalanan air. Waktu tempuh menuju ke Pelabuhan Pulau Muda sekitar 4,5 jam. Atau Anda juga bisa menaiki kapal yang menuju arah Tanjung Batu. Kapal tersebut biasanya berangkat jam 11 setiap harinya dan Anda bisa turun di Pelabuhan Desa Teluk Meranti.

Bila Anda tertarik ingin menyaksikan ombak Bono di lokasi tersebut, Anda bisa menginap di Desa Teluk Meranti. Untuk tempat penginapan biasanya masih di rumah masyarakat. Sebab untuk dapat melihat ombak Bono, kita harus menyewa speed boat kecil menuju ke Kuala Kampar. Ombak Bono sendiri tidak begitu terlihat bagus di daerah Desa Teluk Meranti. Penduduk setempat akan dapat menunjukkan lokasi ombak Bono terbaik, terbesar dan terpanjang kepada para pengunjung.

Sumber:
SOSIALISASI MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA BONO

Di muara Sungai Kampar sendiri, kecepatan gelombang dapat lebih rendah disbanding dengan kecepatan arus sungai yang asalnya dari hulu sungai. Hal tersebut berakibat pada terhambatnya gerakan gelombang air pasang dari laut, sehingga akan berdampak pada naiknya permukaaan air dari muara, hal inilah yang akan mendorong terjadinya Tidal Boreatau ‘Bono’. Gelombang Bono bergerak ke arah hulu sampai ke Tanjung Pungai yang jaraknya sekitar 60 km dari muara. Bono yang menjalar menuju ke arah hulu akan melewati alur sungai yang semakin menyempit. Pada saat melewati Pulau Muda, gelombang pasang tersebut terpisah menjadi dua, sebagian melewati alur di sebelah kiri, dan sebagian lagi melewati alur sebelah kanan dari Pulau Muda.

Di Tanjung Perbilahan, Bono yang terpisah tersebut akan saling bertemu dan menghasilkan momentum yang berakibat pada pembentukan gelombang Bono semakin besar. Penduduk sekitar menyebut peristiwa tersebu sebagai ‘Bono yang bertepuk’. Di Tanjung Perbilahan tersebut gelombang Bono terjadi paling besar.


Baca juga : Ombak Bono Sungai Kampar