Pulau Jemur dan Wisata Laut
Reuplod 19/03/2013
Pulau Jemur merupakan pulau garda terdepan Indonesia, sebab ia terletak di tengah Selat Malaka dan langsung berhadapan dengan negara jiran (Malaysia). Sebuah pulau dari 92 pulau yang berbatasan dengan negara lain. Pulau seluas 250 hektar ini bahkan lebih dekat jika diakses dari Pelabuhan Klang (Malaysia) yaitu sekitar 64,3 kilometer. Sementara dari Kabupaten-nya sendiri, Rokan Hilir, kita harus melewati jarak 72,4 kilometer. Itupun dengan fasilitas transportasi yang sulit diakses.
Pulau Jemur dan Wisata Laut
Pulau yang indah ini merupakan bagian dari gugusan kepulauan yang disebut juga dengan Kepulauan Arwah (Aruah) atau Gugusan Sembilan Pulau. Pulau-pulau lain yang terdapat di kawasan ini antara lain Pulau Jemur, Tokong Emas, Tokong Simbang dan Labuhan Bilik. Pulau-pulau tersebut membentuk lingkaran hingga kemudian disebut gugusan.
Selain lokasinya yang sangat strategis, Gugusan pulau jemur juga menjadi idola bagi para penikmat wisata alam. Pasir putih hingga kuning keemasan, dan habitat penyu hijau menjadikan pulau ini pantas menjadi kebanggaan masyarakat Rokan Hilir - Riau ini dan pernah menjadi news maker. Mungkin hal itu karena rasa memiliki dan kecintaan masyarakat Riau, juga Indonesia terhadapnya (semoga). Hal itu karena pulau tanpa penduduk ini dianggap telah diklaim sebagai bagian dari negara Malaysia. Namun ternyata semua itu hanya kasus kesalahan ejaan semata.
Malaysia juga memiliki sebuah pulau yang terdapat di Pesisir Selangor yang dinamai dengan Pulau Jemor. Sementara Pulau Jemur milik Indonesia yang terdapat di tengah Selat Melaka. Bersyukur hal itu tidak menimbulkan dampak negatif yang buruk. Hanya saja sebagai masyarakat Indonesia, kita harus menyadari bahwa masih banyak pulau-pulau terluar Indonesia yang sangat indah yang butuh perhatian kita. Masyarakat pesisir Rokan Hilir kerap menyebut pulau ini dengan panggilan “pak-ku” artinya “penyu dari utara”. Ungkapan itu berasal dari bahasa Hokkian.
Meskipun potensi wisata Rohil di pulau ini cukup besar. Namun pemerintah Rokan Hilir belum membangun dan menfasilitasi akses transportasi massal yang layak ke kawasan tersebut. Dalam sebuah pelatihan jurnalistik bersama para wartawan, Pemerintah Rokan Hilir menyatakan bahwa keberadaan Pulau Jemur bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, namun juga menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Karena lokasinya yang terletak di kawasan perbatasan, mewajibkan pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan keberadaan pulau terluar itu.
Pemerintah Rokan Hilir tidak sepenuhnya benar namun juga tidak sepenuhnya salah. Memang benar bahwa pulau yang indah itu beserta gugusannya adalah pion terluar Indonesia. Namun secara administratif ia terletak di Kabupaten Rokan Hilir. Sudah tanggung jawab pemerintah daerah untuk menjaga agar seluruh wilayahnya terjaga dengan baik dan berada dalam kondisi aman. Sementara di sisi pemerintah pusat, tidak boleh begitu saja menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah tanpa melakukan apapun. Pemerintah pusat juga harus membantu, baik secara finansial maupun materiil untuk menjaga pulau yang eksotis tersebut.
Jika pemerintah daerah dan pusat masih saling “tunjuk” siapa yang lebih bertanggung jawab untuk menfasilitasi Pulau nan elok ini? Maka, sekarangnya saatnya, kita, masyarakat Riau dan masyarakat Indonesia beraksi. Turun tangan sendiri.
Yah, minimal dengan menjadikan pulau jemur sebagai destinasi wisata wajib. Jika masyarakat sudah ramai berkunjung ke sana dan pundi-pundi uang terkumpul dengan sendirinya. Kita percaya pasti salah satu dari kedua pemerintah itu akan melirik untuk lebih mengembangkan kawasan perbatasan itu secara profesional. Atau ada pihak swasta yang akan mengelolanya, laiknya Raja Ampat di Papua Barat.
Cara Menuju Lokasi Pulau Jemur
Dimana Pulau Jemur? Dari Pekanbaru pengunjung harus menggunakan travel atau transportasi darat untuk menuju ke Bagan Siapi-Api di Rokan Hilir. Perjalanan kurang lebih delapan jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan dari pelabuhan Bagan Siapi-Api ke Pulau Jemur dengan menumpangi speedboat berpenumpang 60-100 orang. Perjalanan laut ini ditempuh kurang lebih dua jam. Jika tidak ada speedboat yang beroperasi, pengunjung dapat menggunakan jasa perahu atau kapal nelayan yang melaut hingga ke kawasan pulau itu.
Pulau jemur adalah gugusan pulau tanpa penghuni. Sebagai pulau terluar di sini hanya terdapat pos pemantau Angkatan Laut Indonesia. Dan, beberapa pos pelabuhan perikanan milik pemerintah daerah yang terdapat di pulau-pulau lain, namun masih dalam satu gugusan. Selain itu, bangunan yang terdapat di sini hanya tempat tinggal para prajurit, sebuah mesjid dan sebuah taman menghadap laut.
Meskipun terkenal dengan penyu hijau (Chelonia mydas), namun menemukan penghuni asli pulau tersebut tidak semudah mengatakannya. Penyu hijau hanya muncul pada tengah malam. So, pengunjung harus menunggu hingga saat tersebut. Jika tidak berniat untuk menginap, maka pengunjung dapat menghubungi pusat penangkaran penyu hijau milik Pemerintah Daerah Rokan Hilir di Pulau Jemur. Ini bisa menjadi alternatif untuk bertemu penyu itu di siang hari.
Menilik sejarah, Pulau Jemur awalnya dimanfaatkan oleh nelayan sebagai tempat perlindungan dari ganasnya ombak selat melaka saat musim angin barat laut. Gugusan pulau yang berbentuk lingkaran menjadikan air laut ditengah pulau cukup tenang dari hantaman gelombang. Di sinilah para nelayan beristirahat untuk kemudian melanjutkan perjalanan setelah laut tenang.
Air laut yang tenang di tengah-tengah gugusan pulau juga dapat dijadikan sebagai kawasan untuk menyelam, snorkling atau ping. Karena, di sini terumbu karangnya juga masih asri dan indah.
So, sudah dapat gambaran apa yang akan dilakukan jika berkunjung ke pulau yang eksotis ini? Jika belum, maka bagaimana dengan memancing? Hal itu juga pantas untuk dicoba, lho! Mengingat Rokan Hilir pernah menorehkan prestasi pada tahun 1960-an sebagai kawasan penghasil ikan terbesar di dunia setelah Norwegia, dengan pelabuhan di Bagan Siapi-api.
Namun apapun yang akan kita lakukan di sini, berusahalah untuk tetap enjoy dan menikmati suasana dengan tenang. Plus jangan lupa untuk mengabari sanak saudara begitu sampai di Bagan Siapi-Api, karena di Pulau Jemur, sinyal HP adalah sesuatu hal yang asing.(IS)