Asal Muasal Seni Tari Zapin Api Rupat Utara – Wisata Budaya di Kabupaten Bengkalis
Seni Tari Zapin Api Rupat Utara – Wisata Budaya di Kabupaten Bengkalis
Pesona keindahan Pantai Rupat Utara tiada siapa yang menyangkalnya. Pasir-pasir putih memanjang sejauh mata. Riak dan debur ombak mengajak keriangan untuk berenang. Pulau Rupat menyimpan pesona alam dan budaya. Khazanah negeri kebanggaan bersama.
Kecamatan Rupat Utara ibukotanya Tanjung Medang. Sebuah pulau yang terletak di wilayah bagian utara tepatnya di darat laut dari Bengkalis. Pulau nun jauh dari Bengkalis ini berbatasan langsung dengan Selat Melaka yang berjarak kurang lebih 25 mil menuju Port Dickson Melaka. Pulau Rupat juga berbatasan dengan Kota Dumai, Kabupaten Rokan Hilir dan bagian timur berbatasan langsung dengan Selat Melaka.
ASAL MUASAL SENI TARI ZAPIN API RUPAT UTARA
M. Hapis – Khalifah Zapin Api
Sebelum Zapin Api bernama Zapin Api, di Rupat pernah ada sebuah tari bernama Tari Api. Tari Api ini bermula ketika terjadi di awalnya Pulau Rupat ini diduduki oleh Bangsa Melayu pelarian dari Melaka. Di waktu itu terjadi peristiwa kacau dan bencana alam yang terlalu banyak di Pulau Rupat, maka melalui unsur 4 (empat) alam yaitu api, air, tanah dan angin serta lewat 4 (empat) orang Pawang Besar yaitu Pawang Api, Pawang Angin, Pawang Tanah dan Pawang Air maka mereka berempat setuju untuk menjaga Pulau Rupat dan melakukan perundingan dengan Bangsa-bangsa Jin yang menguasai 4 alam unsur tersebut.
Tetapi sayangnya ketika pertama sekali dilakukan helat Bele (Bela) Kampung dibuat di Pulau Rupat, ada satu unsur yang dikawal oleh Jin Api tidak mau melakukan perundingan dengan Pawang Api. Dengan arti kata, Jin Api ini akan sudi datang apabila dia disambut dengan sebuah tarian. Maka dengan inisiatif singkat, Pawang Api memanggil masyarakat yang hadir pada waktu itu untuk berdiri menanggalkan baju melakukan gerakan bebas dengan menepukkan tangan untuk menyambut kehadiran Jin Api.
Lalu sesudah itu terjadilah perundingan antara Pawang Api dengan Jin Api untuk menghindari bencana-bencana di Pulau Rupat. Untuk diawal kalinya Tari Api ini dilakukan dengan tari biasa dan tidak dilakukan dengan api. Namun dikarenakan kekuatan Jin Api, dia meminta Pawang Api agar tari penyambutan Jin Api dilakukan dengan api. Maka Jin Api lewat pawang sebagai perantaranya memberi beberapa syarat atau mantra yang harus diamalkan oleh masyarakat yang ingin menari api. Hal ini terjadi dibawah 14 sampai sebelum abad pertengahan 15.
Namun setelah pengaruh Islam masuk ke Pulau Rupat yang dibawa oleh Bangsa Aceh berketurunan Arab, maka Tari Api digubah bentuknya menjadi sebuah tari yang menggunakan musik yang berunsurkan Zapin dengan alasan para penyebar agama Islam di Pulau Rupat menjadikan Tari Api ini, di dalam Zapin Api, banyak puja-puji Nabi, tentang sejarah Nabi dan kebesaran Ilahi. Kemudian para penari-penarinya pun setelah masuknya Islam tidak menggunakan mantra-mantra Tari Api yang berunsurkan dari Jin Api. Para penari diberikan sebuah amalan yang tidak bertolak belakang dengan syarak Islam. Biasanya para penari dan para pelaku Tari Zapin Api ini membuat amalan yang berunsur Islam seperti puasa, zikir, dan bahkan penari Zapin Api tidak akan bisa menari diatas api apabila terjadi pelanggaran pantang larang yang telah dibuat atau sesuatu hal yang dibuat bertentangan dengan syarak Islam.
Itu sekilas sejarah Zapin Api yang dahulunya berasal dari Tari Api sampai berubah bentuk menjadi Zapin Api. Kenapa Tari Zapin Api disebut Zapin Api? Zapin Api bukan pada ragam tari. Ragam Tari Zapin Api tetap dimana para seniman Zapin Api tetap mempertahankan ragam tari dengan gerakan yang bebas sesuai asalnya yaitu Tari Api dan tidak mempunyai ragam khusus seperti zapin tradisi lainnya.
Tetapi perkataan zapin pada Zapin Api yaitu dari musik gambus dan rebana yang digunakan. Fungsi Zapin Api dari masa pertama sekali dibentuk bukanlah sebagai pertunjukan hiburan tetapi lebih kepada pengembangan Islam. Seorang pengembara dari Bangsa Aceh yang bernama Said Jafar, dialah orang yang pertama sekali yang menggubah Tari Api menjadi Zapin Api. Setelah digubah sesuai lirik lagu yang memuja-muji Nabi, maka Zapin Api digunakan untuk mengembangkan agama Islam di Pulau Rupat.
Dengan arti kata, lewat Zapin Api yang banyak ditonton oleh masyarakat secara tidak langsung Said Jafar menyebarkan Agama Islam dan mengenalkan kepada masyarakat Pulau Rupat yang belum beragama Islam dan mengenalkan Islam tentang kebesaran-kebasaran Nabi-nabi dan tentang sejarah-sejarah Nabi lewat lagu-lagu yang dibawa dalam Zapin Api ini.
Lalu setelah masuk abad 19, Tari Zapin Api ini sudah mulai diminati oleh seluruh masyarakat Pulau Rupat sehingga Zapin Api ini mulailah dijadikan sarana hiburan pertunjukan disetiap kali acara sunatan, pesta nikah, acara Sapar dan hari-hari besar yang ada di Pulau Rupat.
ZAPIN API SEBAGAI WISATA BUDAYA DI KABUPATEN BENGKALIS - PROVINSI RIAU
Kesenian Zapin Api sebagai salah satu bentuk kreatifitas seni budaya yang unik dimana keberadaannya jatuh bangun seiring perkembangan jaman. Sempat tidak dimainkan sekitar tahun 1980-an dan 1990-an.
Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau. Terdiri dari 8 kecamatan dimana 4 kecamatan di Pulau Sumatera, 2 kecamatan di Pulau Bengkalis dan 2 kecamatan di Pulau Rupat. Dalam hal ini Kabupaten Bengkalis merupakan pusat kebudayan melayu yang memiliki Kesenian Tari Zapin Api. Kesenian ini merupakan kekuatan budaya dan tradisi yang ada di Pulau Rupat. Ini merupakan zapin khusus dari Kabupaten Bengkalis karena menggunakan api. Dahulunya dimainkan oleh Suku Laut dan Suku Akit dan kemudian dimainkan oleh Suku Melayu.
Zapin ini merupakan kekuatan yang sangat besar bagi Kabupaten Bengkalis untuk mengembangkan dan mendukung Kabupaten Bengkalis sebagai Pusat Kebudayaan Melayu di Provinsi Riau dan bahkan Asean.
Zapin Api dan Zapin Tradisi lainnya yang ada di Kabupaten Bengkalis adalah sebagai pendukung utama dalam kegiatan Kabupaten Bengkalis dalam meningkatkan pariwisata. Hal ini merupakan kekuatan unggulan bagi Kabupaten Bengkalis dalam meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus daya tarik wisata budaya yang ada di Provinsi Riau.
TATA PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN TARI ZAPIN API
- Persiapan lokasi Tari Zapin Api
- Memandikan alat musik utama (gambus) dengan air mantra
- Mengasapi alat musik utama (gambus) dengan asap kemenyan
- Mempersiapkan bahan-bahan mantra
- Mantra dibacakan oleh Khalifah Zapin Api
- Menyiram air mantra di lokasi Tari Zapin Api
- Khalifah tidur bersama alat musik utama sehari sebelum pementasan
- Pelaku Zapin Api dimandikan dengan air manttra
- Memandikan alat musik pendukung (rebana/gendang) dengan asap kemenyan
- Ritual berwudhu dengan asap kemenyan oleh para pelaku Zapin Api
- Berdoa sebelum pementasan Zapin Api
- Ritual pemanggilan roh
- Musik Zapin dimainkan
- Pementasan Tari Zapin Api
- Musik semakin dipercepat
- Petugas Penjaga Api akan menghidupkan api pada sabut kelapa kering yang telah disiapkan.
- Petugas penjaga api juga akan menjaga para penari untuk tidak masuk ke api jika api belum membesar dan mengumpulkan bara api yang berserakan jangan sampai keluar dari arena permainan dan mengenai penonton.
- Api membara dengan menggunakan sabut kelapa kering.
- Khalifah Zapin Api akan menentukan kapan tarian ini diakhiri.
Inilah Zapin Api, khazanah seni budaya Bengkalis – Negeri Junjungan. Tak terbilang ragam dan bentuknya. Kesemua yang ada akan menabalkan sebuah identitas bagi pelaku dan daerahnya. Muncullah nilai-nilai luhur yang patut dibela.
SYARAT-SYARAT UNTUK MENJADI PENARI ZAPIN API
- Khalifah memilih para pemuda atau orang tua terutama pria
- Telah baligh.
- Memiliki sifat jujur dan memiliki keyakinan kuat kepala Allah SWT.
- Menghapal beberapa ayat suci Al-Quran dan mampu berzikir serta mengetahui irama-irama lagu yang dibawakan pemain musik.
- Penjaga api dan petugas yang lain harus suci dengan berwudhu, shalat 2 rakaat dan berzikir yang sebelumnya telah berpuasa.
- Semua orang bisa menjadi pemusik Zapin Api
- Tidak semua orang bisa menjadi Penari Zapin Api karena harus memenuhi syarat. Umumnya yang jadi penari Zapin Api merupakan sanak keluarga dari Khalifah Zapin Api.
Khalifah bertugas menjadi Bidu Penurun dan Bidu Penjaga yang tidak terpisahkan. Tugas Khalifah sebagai Biduk Penurun adalah memanggil Si Gambus dan memberi amal-amal memancing Si Gambus untuk mendampingi para penari agar kebal dari api. Tugas Biduk Penjaga adalah menjaga semua penari, petugas penjaga api, pemusik dan lainnya serta menyadarkan penari.
Musik pembuka dan penutup Zapin Api adalah berirama zapin. Lagu yang agak cepat sebagai pembuka biasanya dipakai lagu Siti Fatimah, lagu Syek Abdul Kadir Al-Jaelani dan lagu lain. Setelah para penari telah mulai masuk ke api, maka lagu yang dipakai adalah lagu seperti zapin tradisi lainnya. Untuk musik penutup dipakai musik zapin yang lambat agar penari juga melemah sehingga Khalifah Zapin Api dapat menyadarkan para penari.
Pantang larang pelaku Zapin Api baik penjaga api, penari dan pemusik adalah urutan segala amal jangan sampai tinggal mulai dari bangun subuh, berpuasa, berzikir, membersihkan diri dengan limau di sore hari, shalat wajib, dan berwudhu dengan asap kemenyan sebelum pementasan.
Pantang larang bagi penonton Zapin Api adalah para penonton dilarang merokok atau menyalakan api diluar arena permainan untuk menghindar dari kejaran oleh para penari Zapin Api. Para penonton juga dilarang memanggil nama para penari. Penonton jangan menggunakan barang bercorak api. Pantang larang ini disampaikan supaya penonton tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan seperti dikejar penari Zapin Api ketika api di gelanggang berkurang.
Penari yang susah atau lambat disadarkan biasanya karena disebabkan penari tidak mengikut pantang larang maupun urutan amal yang harus dilakukan.
Penari yang telah berhasil melaksanakan Tari Zapin Api terutama merasa tubuhnya membesar, merasakan api sebagai bunga mawar berwarna kuning apalagi disaat awal dengan menutup telinga, mendengar petikan gambus dan rebana sebagai bunyi petir yang kadang kecil terkadang bunyinya membesar. Para penari juga merasa melihat banyak putri di sekeliling lokasi yang terkadang memegang bunga mawar kuning (bara api) sambil melambaikannya kepada para penari seperti minta dikejar oleh para penari.
Tidak ada luka bakar atau melepuh ketika para penari Zapin Api bermain dengan bara api. Pada akhir pelaksanaan para penari akan merasa letih karena menguras tenaga yang besar.
Zapin Api di Pulau Rupat ada dua kelompok besar yaitu Tari Zapin Api di Desa Teluk Rhu - Rupat Utara yang dimainkan Suku Melayu yang beragama Islam. Selain itu ada juga Tari Zapin Api di Desa Titi Akar yang dimainkan oleh Suku Akit Pulau Rupat.
Inilah Zapin Api yang patut dikenal banyak orang sebagai khazanah negeri Melayu Bengkalis maupun khazanah budaya Provinsi Riau. Patut dipertahankan untuk menjadi Wisata Budaya Kabupaten Bengkalis – Provinsi Riau.
Inilah Zapin Api - Warisan Budaya Tak Benda peninggalan leluhur. Tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan.
Sekalung budi untuk pelaku Tari Zapin Api masa lalu.
Sesepuh Zapin Api Rupat Utara – alm. M. Noer Yank Cik
Tokoh Zapin Rupat Utara – M. Hapis.
Para Pelaku Zapin Api – Sanggar Petak Semai Rupat Utara – Bengkalis – Riau
Mengarsip sejarah majukan wisata dan budaya negeri
Teks dan Foto diubahsuai dari video
Tari Zapin Api Rupat Utara Bengkalis Riau
yang kami sematkan pada bagian bawah tulisan ini
Zapin Api – Menaikkan Khazanah Negeri Melayu
[RiauMagz | Wisata Riau]