Onduo Rokan - Warisan Budaya Tak Benda Riau
Onduo Rokan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2017 milik Provinsi Riau oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Mengenal Unduo Rokan
Salah satu tradisi Riau yang secara resmi telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2017 adalah Onduo Rokan asal Rokan Hulu. Tradisi ini sering disebut juga dengan timang anak, yakni berbentuk nyanyian yang disenandungkan seorang ibu yang ingin menidurkan anaknya. Semacam tradisi lisan yang sarat dengan pesan dan makna. Unduo Rokan ini tak hanya bisa dinyanyikan oleh seorang ibu, seseorang seperti kakak, kerabat, atau bahkan pembantu yang ingin menidurkan anak-anak juga bisa dikatakan Unduo Rokan.
Onduo Rokan biasanya berbentuk nyanyian yang mengandung pesan nasihat, tunjuk ajar, harapan dan juga doa. Isi dari syair yang disampaikan tak hanya bisa dinikmati pesannya oleh sang anak yang sedang dibuai untuk tidur, namun juga oleh seluruh orang yang mendengarnya. Tak jelas kapan tradisi ini mulai muncul di suku asli Rokan Hulu, namun yang pasti isi kandungan dari nyanyian yang digunakan umumnya diwarnai dengan ajaran Islam. Tradisi Onduo Rokan dikembangkan oleh suku Bonai dalam bentuk syair/pantun untuk menidurkan anak hingga cucu.
Bentuk Penyajian Onduo Rokan
Pada masa dahulu, tradisi Onduo Rokan hanya dilakukan orang per orang, berdasarkan ingatan dari yang menyanyikan syair saja. Kegunaannya pun hanya sebatas untuk menidurkan anak atau cucu. Namun seiring perkembang waktu, kini tradisi Onduo Rokan ini mulai ditampilkan secara komunal di acara-acara seremoni khalayak yang melibatkan anak, seperti kenduri memberi nama anak, akikah, cukur rambut dan sebagainya. Tampilannya pun lebih menarik dengan syair yang lebih variatif dan berkembang. Yang menjalankannya biasanya para perempuan tamu undangan. Menyanyikannya pada bayi yang diletakkan di buayan dengen dihiasi sedemikian rupa.
Taslim bin Fohom, salah seorang budayawan asal Rokan Hulu bahkan telah menyajikan tradisi Onduo Rokan dengan bentuk yang lebih unik. Tradisi ini ditampilkan dengan paduan alat musik yang beragam. Dinyanyikan oleh warga kampung secara bersama-sama di rumah tuan yang sedang berhajat. Para pemain menggunakan seragam khusus layaknya pertunjukan kampung pada umumnya. Para pemain akan membacakan aneka jenis syair dan lagu yang isinya juga beragam.
Contoh Unduo Rokan
Beberapa contoh Unduo Rokan yang bisa dipelajari misalnya:
Berisi perintah shalat dan puasa
La ela hailla lo buyung
Tiduo tiduo lo sayang
Kayula morang la telinduong bulan
Simpa jo dahan diguyang gompo
Tiapla tahun Nobi beposan
Suruah sumayang dengan puaso
Kalau mongaji momuji Allah
bersembahyang mongampun duso...
Nilai lainnya adalah keutamaan menuntut ilmu, Hei... la lo...
Kain lo cukin basahan mandi
Udah lo mandi dibaok pulang
Udah lo mandi dibaok pulang
Tuntut elemu le na nak o... i
Untuk boka mati
Tuntut ilmu le nak o..i...
Nasihat tak lupa kampung halaman
Pucuk pauh bolimbing bosi
Sayang la..
Anak sombilang di tapak tangan
Sungguh jauh di kampung satu, sayang.. la
Hilang di mato nak di hati jangan.
Nasihat jangan mengenang yang sudah jauh
Tidurlah anak, gugurlah nangka
Jangan ditimpa silawa pauh
Tidurlah, tidurlah mato
Jangan diingat orang yang jauh.
Melestarikan Tradisi Unduo Rokan
Saat ini kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi dengan keberadaan teknologi. Ini pula yang menjadi hambatan upaya konservasi terhadap tradisi lisan suku Bonai ini. Seorang ibu yang hendak menidurkan anaknya misalnya, kini tak mau lagi repot menyanyi sendiri. Cukup ia mengambil handphone, lalu memutar lagu yang bisa mengantarkan anaknya tertidur pulas. Lebih mirisnya terkadang orang tua tak memperhatikan jenis nyanyian yang dipilih untuk menidurkan anak. Nyanyian dewasa yang berisi tentang kisah cinta, putus asa hingga hal-hal berbau negatif diputarkan pada anak-anak. Ini tentu saja akan berdampak buruk bagi perkembangan anak.
Sementara Riau memiliki tradisi Onduo Rokan yang kaya dengan pesan-pesan hikmah. Perlu upaya bersama untuk menjadikan tradisi ini sebagai budaya kebanggaan masyarakat. Perlu mengenalkan kembali pada generasi kini akan tradisi budaya asli Riau yang memiliki nilai budi yang luhur. Tak berhenti dengan penetapan sebagai warisan budaya tak benda saja, pemerintah diharapkan juga mampu memasyarakatkan tradisi ini kembali di tengah khalayak. Misalnya dengan merekam lagu-lagu yang biasa dinyanyikan untuk tradisi ini, sehingga orang bisa mudah mendengarkan, memutarnya untuk anak-anak dan menggantikan lagu-lagu orang dewasa dengan nyanyian Onduo Rokan tersebut.
[RiauMagz | Wisata Riau | Warisan Budaya Tak Benda ]