Menilik Sejarah Ritual Budaya Bakar Tongkang di Bagan Siapi-api
Menilik Sejarah Ritual Budaya Bakar Tongkang di Bagan Siapi-api
Bagan Siapi-api namanya mulai berkibar ke mancanegara berkat ritual yang mendunia yakni Bakar Tongkang. Ritual membakar tongkang (kapal) ini merupakan budaya etnis Tionghoa yang tinggal di sana dan berhasil menyedot wisatawan mancanegara.
Bagan Siapi-api memang tidak bisa dilepaskan dari etnis Tionghoa. Bahkan berdasarkan cerita masyarakat turun temurun, kota ini dahulunya ditemukan oleh 18 warga Tionghoa yang meninggalkan tanah leluhur mereka.
Budaya Bakar Tongkang ini sendiri merupakan ritual untuk mengenang para leluhur mereka yang menemukan Bagan Siapi-api. Selain itu, ritual tersebut juga menjadi wujud rasa syukur kepada Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Su Ong.
Dahulunya para leluhur dipercaya berasal dari 18 Orang Tionghoa yang merantau dari Provinsi Fu-Jian, China. Dari 18 orang tersebut, satu diantaranya adalah seorang wanita bernama Ang Ni. Namun meski wanita satu-satunya, Ang Ni menjadi pemimpin dalam kelompoknya. Awalnya mereka singgah dan menetap di Thailand, namun memutuskan berlayar ke arah selatan.
Mereka berlayar dengan menggunakan tiga kapal kayu yang disebut Tongkang sekitar tahun 1826. Sayang, ditengah perjalanan, dua kapal mereka karam dan hanya bersisa satu kapal yang membawa 18 orang tersebut dan dua patung Dewa Kie Ong Ya dan Dewa Tai Su Ong yang dipercaya menunjukan jalan mereka hingga sampai ke Bagan Siapi-Api yang dahulu masih berupa hutan.
Mereka melihat cahaya api yang berkerlap-kerlip sebagai tanda adanya daratan. Cahaya api itu ternyata berasal dari kunang-kunang (Si Api-api) yang bertebaran di antara hutan bakau yang tumbuh subur di tepi pantai. Di daerah yang tidak bertuan ini, mereka akhirnya mendarat dan membangun tempat pemukiman baru yang kemudian dikenal dengan nama Bagan Siapi-api.
Dengan ketekadan untuk menetap ditanah-air baru ini, mereka bertekad tidak lagi akan meninggalkannya maupun kembali ke Tiongkok, maka dibakarlah tongkang semula yang pernah mengangkut mereka itu. Dari sinilah ritual bakar tongkang bermula.
Ritual Bakar Tongkang ini setiap tahunnya diadakan pada tanggal 16 bulan kelima tahun lunar (Go Cap Lak). Kurang lebih di bulan Juni. Berdasarkan kebiasaan, masyarakat Tionghoa akan membuat replika tongkang berukuran 8x2 meter. Sebelum dibakar, tongkang tersebut diarak terlebih dahulu keliling Bagan Siapi-api. Warga Bagan Siapi-api menyambut perayaan ini dengan memasang lampion dan lukisan Dewa di rumah masing-masing.
Setelah diarak, replika tongkang dibawa ke Klenteng Ing Hok King, sebuah tempat ibadah tertua umat Kong Hu Chu yang terdapat di tengah kota. Kelenteng ini dianggap sakral, mengingat menjadi satu-satunya kelenteng yang selamat pada peristiwa kerusuhan massal yang terjadi pada tahun 1998 lalu.
Di kelenteng ini, masyarakat Tionghoa berdoa kepada Dewa, agar kegiatan Bakar Tongkang diberkahi, selalu diberi keselamatan dan dilancarkan segala urusan. Secara keseluruhan, masyarakat Tionghoa mengikuti prosesi saat tongkang diarak ke tanah lapang sebelum dibakar.
Iring-iringan juga diwarnai aksi para Tan Ki, yang memiliki kekuatan dengan memukul-mukul tubuh menggunakan parang dan batu yang diselimuti paku. Digelar juga panggung hiburan yang mendatangkan penyanyi-penyanyi dari Taiwan, Malaysia dan Singapura yang membawakan lagu berbahasa Hokkian.
Keesokan harinya, barulah kapal diarak warga dalam sebuah pawai dan dibakar. Di sekeliling kapal, ditumpuk ribuan kertas kuning berisi doa yang ditulis para warga. Puncak prosesi ritual Bakar Tongkang adalah menyaksikan jatuhnya tiang layar replika kapal tongkang.
Warga Tionghoa di sana percaya, jika kedua tiang yang disakralkan ini jatuhnya menghadap laut, maka peruntungan untuk tahun ini berada di laut. Begitu juga jika jatuhnya menghadap ke darat, maka peruntungannya akan banyak di dapatkan di darat.
Secara spiritual, acara ini mengandung makna ucapan rasa syukur atas suksesnya para leluhur yang membawa keluarga mereka menetap di daerah perantauan. Tak heran jika orang Tionghoa yang menetap di luar negeri pasti langsung merasa terpanggil untuk “pulang kampung” demi merayakan tradisi tahunan ini. Sebab ada kepercayaan bila tidak ikut ambil bagian dalam acara ini, maka akan ada malapetaka yang terjadi.
Ritual tahunan ini telah menjadi agenda wisata bagi pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai bagian dari program Visit Indonesia karena mampu menyedot wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan hingga China.
Cara Menuju Lokasi Ritual Bakar Tongkang
Untuk menuju ke kota Bagan Siapi-api dari ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru dibutuhkan 6 - 7 jam perjalanan darat dengan jarak tempuh kurang lebih 350 km. Sementara dari ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Medan, dibutuhkan 10-12 jam perjalanan darat melalui Lintas Timur Sumatera. Sedangkan bila berangkat dari Kota Dumai, anda hanya dibutuhkan waktu tempuh 2 - 3 jam melalui jalan darat.
Angkutan didominasi oleh armada L300 (superbaen) dengan kapasitas tempat duduk 9 - 14 orang. Namun jika pelaksanaan Bakar Tongkang, akan terjadi lonjakan penumpang yang sangat signifikan. Sehingga anda disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi atau menyewanya.
Fasilitas dan Akomodasi di Bagan Siapiapi
Pada pelaksanaan Bakar Tongkang, akan sudah harus booking hotel jauh-jauh hari. Pasalnya hotel-hotel di wilayah ini akan penuh saat hari H. Kondisi prasarana akomodasi di Bagansiapiapi umumnya kelas melati. Dengan tingkat pelayanan yang hampir sama satu sama lain.
Selain itu, disana juga sudah banyak fasilitas restoran dan kafe dengan beragam makanan khas melayu dan minang. Selain itu, disana juga mudah menemukan restoran yang menyediakan makanan khas China yang ada di setiap sudut kota. Di Bagan Siapi-api juga berdiri gerai-gerai makanan umumnya terletak di pusat kota dalam radius ±300 meter dari kelenteng In Hok Kiong.
Ritual Bakar Tongkang di Bagan Siapiapi telah tercatat dalam Peta Pariwisata Rokan Hilir, Silahkan lihat di :
Peta Wisata Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) - Tourism Map of Rokan Hilir - Riau - Indonesia
Foto :
www.LensaWisata.com
www.nationalgeographic.co.id
[ Riaumagz | Wisata Riau | Wisata Rokan Hilir | Bakar Tongkang | Bagan Siapi-api ]