Suku Talang Mamak Indragiri Hulu
RiauMagz.com - Suku Talang Mamak yang ada di Kabupaten Indragiri Hulu Riau menjadi salah satu bagian asset budaya yang masuk dalam peta pariwisata Riau. Keberadaan suku ini dilindungi dan menjadi salah satu kekayaan tradisi di Indragiri Hulu.
Di Indragiri Hulu, suku Talang Mamak mendiami kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Bagi wisatawan yang berkunjung ke taman ini akan bisa melihat lebih dekat bagaimanan kondisi kehidupan suku tradisional tersebut.
Asal-Usul Suku Talang Mamak
Berdasarkan keterangan dari Obdeyn, Asisten Residen Indragiri, suku Talang Mamak ini dahulunya berasal dari Pagaruyung (Sumatera Barat). Karena terdesak konflik adat dan agama, suku tersebut terusir ke daerah Taluk Kuantan yang kala itu menjadi bagian dari kawasan Indragiri.
Nenek moyang suku ini turun dari kawasan Gunung Merapi menuju ke Taluk Kuantan. Mereka menelusuri Batang Kuantan di bawah pimpinan Datuk Patih yang bergelar Perpatih Nan Sebatang. Mereka lalu membuat pemukiman di sekitar sungai.
Suku Talang Mamak ini masuk dalam kategori suku Melayu Tua (Proto Melayu). Suku ini dipandang sebagai suku yang memiliki hak atas sumber daya alam yang ada di Indragiri.
Bahasa dan Agama Suku Talang Mamak
Bahasa yang digunakan suku Talang Mamak adalah bahasa Talang Mamak. Bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Sementara untuk berkomunikasi dengan pihak luar, suku ini menggunakan bahasa Melayu.
Bahasa Talang Mamak beberapa kosa katanya memiliki kesamaan dengan bahasa Minang, sebab memang asal usul asli suku ini berasal dari tanah Sumatera Barat.
Untuk agama, pada umumnya masyarakat Talang Mamak menganut kepercayaan animisme. Mereka percaya pada kekuatan gaib dan benda-benda yang ada di sekitarnya. Beberapa kepala suku sudah ada yang memeluk Islam. Tetapi untuk beribadah masih sulit. Sebagian mereka berislam masih sebatas ucapan.
Pemukiman dan Mata Pencaharian Penduduk Suku Talang Mamak
Suku Talang Mamak di Indragiri Hulu mendiami beberapa kecamatan yang masuk dalam lokasi Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Beberapa kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Batang Gansal, Batang Cenaku, Kelayang, Rengat Barat, Rakit Kulim, dan Sumay yang sudah masuk kawasan Tebo, Jambi.
Mata pencaharian suku Talang Mamak ini pada umumnya berladang, mencari ikan, menyadap karet dan mengambil hasil-hasil hutan non kayu. Ada juga yang berburu di hutan.
Salah satu hasil hutan yang memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai mata pencaharian suku Talang Mamak adalah mencari Jernang.
Jernang ini semacam rotan yang menjadi komoditas ekspor dengan harga yang lumayan. Biasanya digunakan untuk industri kosmetik dan produk kecantikan. Buahnya dioleh oleh suku Talang Mamak sebagai obat sakit perut dan penyakit lainnya.
Kehidupan dan Tradisi Suku Talang Mamak
Kehidupan sehari-hari suku Talang Mamak sangat akrab dengan alam. Untuk bepergian, sebagian ada yang berjalan kaki menuju kota untuk menjual hasil kebun dan tangkapan ikan. Tetapi saat ini sudah banyak juga yang punya motor. Dengan melalui jalanan di perkampungan di hutan, mereka berkunjung ke kota untuk berjualan.
Dari segi pengolahan hasil hutan, suku ini terbilang berhasil dalam pengelolaan bahan-bahan alami sebagai obat. Dari data yang dilansir di Hasil Ekspedisi Biota Medika (1998), suku Talang Mamak telah berhasil memanfaatkan 110 jenis tumbuhan hutan untuk mengobati 56 jenis penyakit. Mereka juga mampu mengenali 22 jenis cendawan untuk obat.
Dalam hal tradisi, suku Talang Mamak memiliki beberapa budaya sendiri di antaranya gawai (sejenis pesta pernikahan), tradisi kemantan (mengobati penyakit), tradisi tambat kubur (gelar acara 100 hari kematian) dan sebagainya.
Dari segi bangunan rumah, suku Talang Mamak menggunakan bangunan rumah yang terbuat dari kayu panggung. Ciri khasnya adalah, di dalam rumah tersebut tidak dibuat sekat-sekat sehingga semua barang akan menyatu di dalam ruangan.
Cara Menuju ke Lokasi Suku Talang Mamak di Indragiri Hulu
Bila Anda tertarik ingin melihat lebih dekat kehidupan suku Talang Mamak, maka bisa memilih beberapa daerah domisili suku ini yang sudah dijelaskan di atas.
Kawasan yang paling sering dikunjungi adalah yang ada di Kecamatan Batang Gansal, tepatnya di komplek Taman Nasional Bukit Tiga Puluh. Untuk sampai ke lokasi pemukiman suku tersebut, Anda harus menempuh perjalanan darat dari Kota Pekanbaru selama 4 hingga 5 jam perjalanan menuju ke simpang gerbang Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (sebelum kantor Bupati Inhu).
Dari gerbang TNBT ini, Anda bisa melanjutkan perjalanan lagi kurang dari 1 jam sebelum sampai ke pemukiman suku Talang Mamak. Karena akses jalan yang masih sulit, akan lebih aman jika saat masuk ke lokasi TNBT ini Anda menggunakan kendaraan roda dua. Untuk menginap bisa di Pematang Reba (ibu kota Kecamatan Rengat Barat). Di sini banyak penginapan sekelas hotel melati yang bisa Anda sewa mulai dari 300ribuan per malam.
Saat mengunjungi suku tradisional tersebut, pastikan Anda menjaga adab dan bertanya lebih dulu kepada pihak penjaga yang ada di kawasan TNBT. Jangan sampai melakukan hal-hal yang tidak disukai suku tersebut, selamat berpetualang.
Berikut video-video dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau tentang budaya yang berlaku di Suku Talang Mamak.
Bedukun Balai Terbang Suku Talang Mamak Riau
Begenggong, Silat, Gendang Serama Talang Mamak Inhu Riau
RiauMagz, Wisata Riau, Wisat Rengat.