Membanggakan, Tari Surak Rang Kuantan Tampil di Istana Negara
RiauMagz.com - Riau memiliki banyak khazanah kekayaan budaya yang menjadi cikal bakal budaya nasional. Salah satunya adalah tarian. Sebuah penghargaan sekaligus kebanggaan kali ini diberikan kepada masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi yang rencananya pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia bulan Agustus tahun 2020 mendatang, tarian dari Taluk Kuantan yang bernama Surak Rang Kuantan dipercaya tampil di istana negara.
Pelaksanaan peringatan hari kemerdekaan ini dilakukan secara virtual. Riau dipercaya menampilkan tarian daerah yang unik asal Taluk Kuantan tersebut dalam durasi waktu sekitar 2 menit lebih yang tari aslinya berdurasi 7 menit. Walaupun cukup singkat, waktu ini akan sangat berharga bagi Riau dan khususnya masyarakat Kuantan Singingi karena budayanya akan tampil di layar kaca dan disaksikan oleh seluruh masyarakat Indonesia sempena hari kemerdekaan.
Mengenal Tari Surak Rang Kuantan Asal Kuantan Singingi
Mengapa tari asal Kabupaten Kuantan Singingi bernama Tari Surak Kuantan ini dipilih untuk tampil di peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia mendatang? Riau memiliki banyak tarian tetapi tarian inilah yang dipilih tahun ini tentu saja ada hal istimewa yang membuat tari ini yang dipilih.
Seperti diketahui, pemilihan tari ini tampil di istana didasarkan pada kurasi langsung yang dilakukan seniman Eko Supriyanto selaku kurator yang juga bertugas di Istana Negara. Tarian Surak Rang Kuantan dipandang memiliki keunikan secara latar sejarah dan budaya yang ditampilkan. Jadi bukan hanya sebatas keindahan gerakan tari.
Tari ini sebelumnya juga berhasil memenangi Parade Tari Daerah Riau tahun 2019 sebagai peringkat nomor satu. Tarian ini sukses menyedot perhatian para pecinta tari di Riau dan ternyata hingga ke istana.
Apa hal penting yang perlu Anda ketahui tentang tarian Surak Rang Kuantan asal Kuansing ini?
1. Penampilan Tarian
Tarian Surak Rang Kuantan merupakan tarian daerah yang ditampilkan oleh 9 orang penari dan 13 orang pemain musik. Satu kali durasi tampilan aslinya membutuhkan waktu sekitar 7 menit dengan alunan alat musik daerah yang sangat khas. Tarian ini secara filosofis mengangkat tradisi dan budaya sekitar masyarakat Kuantan Singingi.
Tarian ini ditampilkan para penari perempuan yang menggunakan pakaian adat setempat dengan penutup kepala yang sopan. Beberapa alat semacam tampah bambu, keranjang dan caping digunakan pada penampilan tarian ini. Gerakannya cukup menarik dengan paduan alat musik daerah setempat.
Perubahan atau pergeseran budaya yang terjadi di tepian Narosa dari zaman dahulu hingga sekarang tersebut digambarkan melalui gerak menginjak tampi beras, lalu menginjak kombuik padi yang menjadi alat pada tarian ini.
Sanggar Binsalo dari Provinsi Riau membawakan tarian Surak Rang Kuantan ini menjadi lebih hidup dengan koreografer oleh Epi Martison dan Wandrialis. Aransemen musik dilakukan oleh Ucil dan Chamaik.
2. Nilai Filosofis Tarian
Keistimewaan tarian Surak Rang Kuantan ini salah satunya adalah tarian tersebut menampilkan nilai budaya yang sangat filosofis dari masyarakat Taluk.
Kehidupan masyarakat yang dekat dengan sungai atau kuantan tergambar jelas pada tarian ini. Termasuk perubahan kehidupan sosial fungsi dari sungai yang dahulunya sebagai jalur transportasi dan tempat mencari nafkah kini sudah tampil sebagai kawasan hiburan seperti daerah tempat pacuan jalur.
Kondisi budaya ini tercermin pada penampilan tari daerah yang terus dipromosikan oleh pemerintah daerah setempat.
Cerita dalam tarian ini diangkat dari kisah nyata di tepian Narosa yang kini sudah menjadi kawasan wisata pacu jalur. Berbeda dengan kondisi dulu yang menjadi pelabuhan, tempat menangkap ikan, tempat bongkar hasil panen ladang dan sebagainya.
Surak atau teriakan yang khas terdengar di daerah sungai tersebut. Teriakan kayua... kayua... kayua... hingga kini pun masih terdengar pada acara pacu jalur yang cukup terkenal di Kabupaten Kuantan Singingi. Bunyi teriakan tersebut menjadi sesuatu yang sangat dirindukan oleh masyarakat setempat.
Peluang Tari Surak Rang Kuantan Sebagai Kekayaan Budaya Melayu Riau
Berawal dari sukses menjuarai Parade Tari se-Riau di tahun 2019 lalu akhirnya mengantarkan Tari Surak Rang Kuantan menjadi utusan tarian asal Riau ke Jakarta yang akhirnya juga dipilih sebagai salah satu tarian yang akan ditampilkan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI tahun 2020 pada Agustus mendatang.
Potensi ini terlihat sangat jelas mengingat tari ini memiliki kekayaan khazanah budaya yang cukup kuat. Tampilan kehidupan masyarakat sungai yang mencerminkan kehidupan masyarakat Riau pada umumnya menjadi kekuatan kebudayaan yang menjanjikan di level nasional.
Pada dasarnya Riau cukup kaya dengan kebudayaan sungai di setiap daerah dan tarian ini mampu menggambarkan budaya tersebut secara lebih menarik. Berbeda dengan tarian zapin yang telah populer sebelumnya, tarian khas Kuansing ini dinilai lebih unik dan sangat kuat mengandung nilai filosofis kehidupan masyarakat Melayu Riau.
Tampilnya tarian ini di level nasional walaupun hanya secara virtual diharapkan mampu memberikan beberapa efek pengaruh:
- Mendorong kebangkitan budaya tari dari daerah-daerah lain yang ada di Riau.
- Meningkatkan promosi wisata tari Riau secara umum dan Kuansing secara khusus.
- Meningkatkan daya saing wisata budaya Provinsi Riau di tingkat nasional.
- Memperkenalkan kekayaan budaya Melayu Riau ke level nasiona.
- Memperkenalkan ikon wisata di Kabupaten Kuantan Singingi yakni pacu jalur sebab tarian ini akan menggambarkan kondisi tersebut.
Khusus bagi Kabupaten Kuantan Singingi sendiri kesempatan ini tentunya menjadi even promo penting bagi perkembangan budaya tari yang ada. Walaupun hanya ditampilkan secara online bisa menjadi kesempatan untuk membantu promosi secara online. Hal ini membuktikan seriusnya masyarakat Kuantan Singingi dalam membangun budaya daerahnya.
Sinopsis Karya :
Karya ini terinspirasi dari kisah nyata Tepian Narosa sebagai tempat wisata Budaya pacu jalur kebanggaan masyarakat kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Dalam karya ini penata hanya menghadirkan sketsa tentang beberapa kebiasaan masyarakat di tepian Narosa tempo dulu dan masa sekarang. Dulunya tepian Narosa hanya sebagai jamban dan tempat mandi yang sekaligus menjadi pelabuhan tempat bongkar muat hasil panen kebun, sawah, ladang dan hasil menangkap ikan para nelayan, juga sekaligus tempat curhat emak-emak. Namun sekarang terjadi pergeseran Eksistensi dan fungsi, Tepian Narosa sudah menjadi tempat wisata sebagai arena atau gelanggang pacu jalur yang setiap tahunnya bisa menarik wisatawan Dari berbagai daerah, baik dalam maupun luar negeri. Di tepian Narosa akan selalu terlihat bagaimana indahnya kebersamaan bergotong royong, kelakar, sendagurau penuh tawaria, Semangat kerja penuh tanggung jawab, dan sportivitas sudah menjadi tradisi disaat pacu jalur tiba. Dari dulu sampai sekarang surak Kayua.... Kayua...... Kayua..... Takkan pernah hilang dari ingatan rang Kuantan.
Team produksi Surak Rang Kuantan :
Art director dan konseptor :
- Epi martison
Koreografer :
- Wandrialis S.Sn
- Epi martison
Komposer :
- M. Novi S.Sn
- Wahyu Kurniawan Pranata, S.Sn
Artistik :
- Iwan Kuantan
Kostum dan make up:
- Resti Pegrina
Penari :
- Salfiana
- Attiyah Rovila Belva
- Khairunnisa
- Maharani
- Agnes Ika Jayanty, S.Sn
- Rima Yelita
- Dana Iswara
- Thesya Saragih
- Nola Gustina, S.Sn
Pemusik :
- Alvin Dwi Saputra
- Patrick Arieza, S.Pd
- Arbeni Arisandi
- Dio Puja Sukma
- Azrizer
- Ari Puswanto, S.Sn. M.Sn
- Boma Andersa
- Roma Dani
- Gusrina
- Muslim Khairi
- Rezi Satria
- Jepri Apandi
- Siep
Riaumagz